Jumat, 30 April 2010

Habibie Afsyah

Habibie Afsyah
Sejak balita sudah harus menggunakan kursi roda. Habibie Afsyah (20) terdeteksi menyandang motoric neuron, atau kerusakan permanen pada otak kecilnya. Perkembangan fisiknya tidak sempurna sejak usia satu tahun shingga hingga usianya kini bahkan barangkali seumur hidupnya bergantung dengan kursi roda.
Ibunya, tidak pernah menganggap Habibie sebagai anak special. Karena itu, Habibie dimasukkan ke sekolah formal reguler. Ibunda tercintanya selalu berpikir keras bagaimana membekali buah batinya untuk bisa mandiri baik mental maupun finansial di kemudian hari.
Dari kegemaran Habibie bermain video game, komputer dan internet, sang bunda kemudian bersama putranya melanglang dari seminar ke seminar untuk mencari pengetahuan tentang internet marketing.
Awalnya, Habibie kesulitan dalam bahasa Inggris dan penegtahuan yang diberikan. Tapi, dengan tak kenal lelah Habibie menjadi terbiasa dan bisa. Perjuangannya tak sia-sia. Kini, ibunda tercinta berhasil mengantarkan Habibie pada profesi internet marketer yang berpenghasilan puluhan juta rupiah bahkan menjadi motivator di berbagai seminar. “Saya harus membuat Habibie mandiri untuk hidupnya kelak,” ujar Endang, ibunda Habibie. “Hidupnya tak boleh menjadi beban orang lain!” tambahnya
Cek senilai $120 dari HYPERLINK "http://amazon.com/" \o "http://Amazon. " \t "_blank" Amazon.com merupakan hasil yang diperoleh pertama kalinya. Selanjutnya, mengumpulkan Refferal Fee USD 5986 dalam negeri. Dalam bisnis ini penghasilan Habibie perbulan 5 sampai 10 juta rupiah, bahkan sangat mungkin lebih. Belum lagi penghasilannya dari seminar-seminar di berbagai tempat.
Tidak hanya itu, Habibie kemudian mendirikan Yayasan Habibie Afsyah yang bertujuan untuk memotivasi anak-anak sepertinya bisa menjadi manusia-manusia mandiri.
Habibie sendiri menganggap kekurangannya adalah anugerah. Ia telah berhasil menyibak tabir pandangan miring masyarakat terhadap anak-anak berkebutuhan khusus. Ia juga membuktikan, anak-anak seperti dirinya bisa mandiri dan mampu melakukan apa yang dilakukan orang lain.
“Saya bangga pada mama saya.” Ujarnya ketika ditanya tentang orang yang paling berjasa dalam hidupnya. “Mama adalah pejuang sejati sekaligus pahlawan tanpa tanda jasa, tanpa pamrih,” tambahnya. “Tugasnya tidak ringan, mengelola rumahtangga dengan tujuh anak tiri dan satu anak seperti saya.” “Saya juga tak akan pernah melupakan ayah dan para guru dalam pembentukan kepribadian diri saya sehingga menjadi seperti sekarang,” tutur Habibie dengan percaya diri.
”Jangan pernah minder dengan kelemahan yang ada dalam diri kita,” ujarnya berulang-ulang pada setiap seminar Menurutnya, hidup ini harus tetap dijalani, tidak boleh meratapi dan menyesali. “Nikmatilah hidup dengan berbuat dan menggali potensi yang ada dalam diri kita, berfikir positif sehingga segala duka akan lenyap berganti dengan suka dan bersemangat!”
Habibie berharap pada setiap orangtua, untuk selalu menjadi super mom. Berjuang secara total dalam membimbing dengan kasih sayang. Orangtua ABK tidak perlu malu dengan keterbatasan yang ada. Berikan limpahan kasih sayang, perhatian, dan pendidikan yang memadai. Habibie juga berharap pada seluruh instansi pemerintah dan semua kalangan hendaknya memberi kesempatan dan dukungan pada anak-anak berkebutuhan khusus untuk mengembangkan potensi dan apresiasi atas prestasi yang diraihnya.

Sumber : http://anakspesial.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar